Plester luka tidak hanya berfungsi melindungi kulit dari infeksi, tetapi juga membantu mengurangi risiko terbentuknya jaringan berlebih. Mengetahui perbedaan bekas luka & keloid sangat penting agar perawatan kulit bisa dilakukan dengan tepat. Jika kamu mencari perlindungan kulit yang nyaman, pilihan merek plester luka Plesterin bisa menjadi pertimbangan yang baik.

Apa Itu Bekas Luka dan Keloid?

Bekas luka adalah jaringan yang terbentuk setelah kulit mengalami kerusakan. Kondisi ini merupakan bagian dari proses alami tubuh dalam memperbaiki lapisan kulit. Umumnya, bekas luka bisa memudar seiring waktu meski tidak selalu hilang sepenuhnya.

Sementara keloid adalah pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan, meluas ke area sekitar luka, dan bisa menimbulkan keluhan seperti gatal atau nyeri ringan. Keloid sering terlihat menonjol, tebal, dan warnanya berbeda dari kulit sekitarnya.

Baca Juga: Salep Penghilang Bekas Luka yang Membantu Regenerasi Kulit

Ciri-Ciri Bekas Luka

Untuk memahami perbedaan bekas luka & keloid, penting mengetahui ciri khas bekas luka yang umumnya lebih ringan dan tidak berkembang berlebihan. Berikut diantaranya:

1. Bentuk Relatif Datar

Sebagian besar bekas luka terlihat datar dan sejajar dengan permukaan kulit. Meskipun pada awalnya mungkin sedikit menonjol, seiring waktu jaringan ini akan merata. Kondisi ini berbeda dengan keloid yang tumbuh menebal dan menonjol jauh lebih jelas.

2. Warna Memudar Seiring Waktu

Pada awal penyembuhan, bekas luka biasanya berwarna merah muda, kemerahan, atau coklat muda. Dengan bertambahnya waktu, warna ini akan semakin pudar dan mendekati kulit normal. Inilah salah satu perbedaan bekas luka & keloid yang paling mudah diamati, karena keloid justru cenderung tetap berwarna gelap atau bahkan semakin pekat.

3. Jarang Menimbulkan Nyeri

Bekas luka jarang menyebabkan nyeri berkepanjangan. Setelah luka menutup, rasa sakit umumnya berkurang dan hilang. Hal ini membuat bekas luka relatif mudah ditoleransi. Sebaliknya, keloid sering menimbulkan rasa gatal dan nyeri yang bisa mengganggu kenyamanan sehari-hari.

4. Ukuran Sesuai Luka Asal

Bekas luka terbatas hanya pada area kulit yang terluka. Misalnya luka sayatan atau goresan, jaringan parut hanya terbentuk di sekitarnya tanpa meluas ke area lain. Kondisi ini memperlihatkan jelas perbedaan bekas luka & keloid, karena keloid justru meluas melewati batas luka awal.

5. Bagian dari Proses Penyembuhan Luka

Bekas luka adalah bagian normal dari proses alami tubuh memperbaiki jaringan kulit. Karena merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, bekas luka tidak berbahaya, justru membaik seiring waktu. Inilah alasan mengapa sebagian orang tidak perlu tindakan khusus untuk mengatasinya.

Ciri-Ciri Keloid

Untuk memahami lebih jauh perbedaan bekas luka & keloid, berikut tanda-tanda khas keloid yang membuatnya berbeda dari bekas luka biasa:

1. Menonjol dan Tebal

Keloid terlihat menonjol jauh dari permukaan kulit dan lebih tebal ketika disentuh. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kolagen yang berlebihan pada jaringan parut. Perbedaan visual ini membuat keloid sangat mudah dibedakan dari bekas luka biasa.

2. Warna Lebih Gelap

Berbeda dengan bekas luka yang warnanya cenderung memudar, keloid justru memiliki warna yang lebih gelap. Warna keloid bisa merah tua, ungu, bahkan coklat kehitaman. Warna pekat ini memperlihatkan perbedaan secara nyata.

3. Bisa Melebar

Keloid tidak hanya terbatas pada area luka, tetapi dapat meluas ke kulit sekitarnya. Misalnya luka kecil dari tindikan telinga bisa berkembang menjadi keloid yang menutupi sebagian besar daun telinga. Inilah salah satu ciri perbedaan bekas luka & keloid dibanding bekas luka biasa.

4. Menimbulkan Gatal atau Tidak Nyaman

Banyak penderita keloid merasakan gatal, sensasi kulit tertarik, atau bahkan nyeri ringan. Kondisi ini sering membuat penderitanya merasa terganggu, terutama saat beraktivitas.

5. Sulit Hilang Secara Alami

Keloid cenderung menetap dalam jangka panjang. Tidak seperti bekas luka yang perlahan memudar, keloid bisa bertahan bertahun-tahun tanpa perubahan berarti. Bahkan pada beberapa kasus, ukurannya semakin membesar. Fakta ini semakin menegaskan perbedaan bekas luka & keloid yang perlu diwaspadai.

Faktor Risiko Terbentuknya Keloid

faktor resiko terbentuknya keloid
Source: Freepik

Tidak semua orang mengalami keloid setelah luka. Namun ada faktor-faktor tertentu yang membuat risiko keloid lebih tinggi. Dengan memahami faktor ini, seseorang bisa lebih waspada sejak awal.

1. Genetik

Riwayat keluarga memegang peran penting. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki keloid, kemungkinan besar anggota keluarga lain juga berisiko mengalaminya. Kondisi ini menunjukkan adanya faktor keturunan yang mempengaruhi cara tubuh memproduksi kolagen berlebih.

2. Lokasi Luka

Letak luka juga mempengaruhi terbentuknya keloid. Bagian tubuh seperti dada, bahu, punggung, dan daun telinga lebih sering mengalami keloid. Hal ini mungkin disebabkan karena area tersebut sering terekspos peregangan kulit atau gesekan, sehingga jaringan parut lebih mudah tumbuh berlebihan.

3. Usia

Remaja hingga dewasa muda lebih rentan terhadap keloid. Pada usia ini, aktivitas sel kulit dan produksi kolagen cenderung aktif, sehingga luka bisa menghasilkan jaringan parut berlebih. Meski keloid bisa muncul pada usia berapa saja, kelompok usia muda memiliki risiko paling tinggi.

4. Jenis Luka

Tidak semua luka menimbulkan keloid, namun beberapa jenis luka lebih berpotensi. Luka operasi, jerawat parah, tindikan, atau luka goresan dalam memiliki kecenderungan lebih besar berkembang menjadi keloid. Semakin dalam luka, semakin besar pula kemungkinan terbentuk jaringan parut berlebih.

5. Warna Kulit

Individu dengan kulit lebih gelap biasanya memiliki risiko keloid lebih tinggi. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan jumlah melanin serta cara kulit bereaksi terhadap cedera. Oleh karena itu, memahami faktor ini penting, terutama pada orang dengan kulit sawo matang hingga gelap.

Baca Juga: Agar Luka Tidak Berbekas, Ikuti 5 Langkah Perawatan Kulit Ini

Perbedaan Bekas Luka & Keloid yang Harus Dipahami

Beberapa tanda berikut bisa membantu mengenali perbedaan bekas luka & keloid secara lebih jelas.:

1. Tampilan Fisik

Bekas luka umumnya datar atau sedikit menonjol, sedangkan keloid terlihat lebih menebal dan menonjol jauh dari permukaan kulit. Perbedaan visual ini sering menjadi tanda paling mudah dikenali.

2. Ukuran Area

Bekas luka terbatas hanya pada area cedera awal. Sebaliknya, keloid bisa melebar hingga melampaui batas luka, bahkan menutupi area kulit yang sebelumnya sehat. Hal ini membuat keloid jauh lebih mengganggu penampilan dibanding bekas luka biasa.

3. Perubahan Warna

Bekas luka cenderung memudar seiring waktu, dari merah muda menjadi lebih terang mendekati warna kulit. Berbeda dengan itu, keloid justru menetap dalam warna gelap, seperti merah tua, ungu, atau coklat kehitaman. Perbedaan warna ini semakin memperjelas perbedaan bekas luka & keloid.

4. Rasa Tidak Nyaman

Bekas luka biasanya tidak menimbulkan keluhan setelah sembuh. Namun keloid sering disertai rasa gatal, kulit terasa tertarik, bahkan nyeri ringan. Kondisi ini membuat keloid bukan hanya masalah estetika, tapi juga bisa mempengaruhi kenyamanan sehari-hari.

5. Waktu Penyembuhan

Bekas luka cenderung membaik seiring waktu. Permukaannya bisa merata dan warnanya memudar. Sebaliknya, keloid dapat bertahan lama, bahkan terus membesar.

Cara Merawat Bekas Luka dan Keloid

Perawatan yang baik dapat membantu meminimalkan bekas luka, menjaga kulit tetap sehat, serta mengurangi kemungkinan terbentuknya jaringan parut berlebih. Langkah-langkah berikut bisa menjadi panduan agar bekas luka tidak menimbulkan masalah di kemudian hari:

1. Gunakan Plester Luka

Plester bukan hanya berfungsi menutup luka, tetapi juga melindunginya dari kotoran, bakteri, dan gesekan yang bisa memperparah kondisi kulit. Dengan perlindungan tambahan ini, luka lebih cepat kering dan risiko infeksi berkurang. Penggunaan plester luka yang nyaman dan menempel dengan baik juga membantu memperbaiki penampilan bekas luka di masa depan.

2. Menjaga Kebersihan Luka

Membersihkan luka secara teratur penting untuk mencegah infeksi. Gunakan sabun lembut dan air bersih, lalu keringkan dengan menepuk perlahan, bukan menggosok. Luka yang terjaga kebersihannya memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dengan baik sehingga bekasnya tidak terlalu terlihat.

3. Hindari Paparan Matahari

Paparan sinar matahari langsung bisa membuat bekas luka menjadi lebih gelap dan sulit memudar. Disarankan menutup area luka dengan pakaian atau plester ketika berada di luar ruangan. Jika luka sudah menutup, penggunaan sunscreen juga bisa membantu melindungi kulit dari perubahan warna yang berlebihan.

4. Gunakan Krim atau Gel

Produk perawatan kulit dengan kandungan tertentu, seperti silikon gel, vitamin E, atau bahan pelembab lain, dapat membantu mempercepat perbaikan jaringan. Krim atau gel ini bekerja dengan menjaga kelembaban kulit, mencegah kekakuan, dan mengurangi risiko terbentuknya bekas luka yang menonjol.

5. Perhatikan Gaya Hidup

Pola hidup yang sehat berperan besar dalam proses pemulihan kulit. Asupan gizi seimbang, kaya protein dan vitamin, membantu regenerasi jaringan. Hidrasi yang cukup juga menjaga elastisitas kulit sehingga bekas luka lebih cepat membaik. Hindari kebiasaan merokok karena bisa memperlambat perbaikan sel kulit.

Yuk Rawat Luka Lebih Nyaman dengan Plesterin

Bekas luka adalah bagian normal dari proses tubuh memperbaiki kulit, sedangkan keloid merupakan pertumbuhan jaringan berlebih yang memerlukan perhatian khusus. Dengan memahami perbedaan bekas luka & keloid, kamu bisa menentukan perawatan yang tepat sejak dini.

rawat luka dengan plesterin
Source: Freepik

Untuk melindungi kulit dari risiko infeksi dan membantu penyembuhan lebih baik, pilihlah plester yang nyaman digunakan. Temukan pilihan produk Plesterin agar perawatan luka semakin optimal dan kulit tetap sehat.