Mengalami luka itu biasa, entah luka gores ringan atau yang lebih dalam. Tapi, penyembuhannya tidak selalu mulus. Salah satu hal yang bikin khawatir adalah saat luka mengeluarkan nanah.
Kami dari Plesterin, sebagai penyedia plester luka pilihan nomor satu di Indonesia dengan standar kualitas tinggi, ingin berbagi info penting soal penyebab luka bernanah dan cara mencegahnya. Paham soal ini penting supaya luka kamu bisa sembuh baik tanpa infeksi.
Kenapa Sih Luka Bisa Bernanah?
Sebelum kita bahas tuntas soal penyebab luka bernanah, ada baiknya kita kenalan dulu sama nanah itu sendiri. Nanah, atau pus dalam bahasa medis, adalah cairan kental berwarna kuning, hijau, atau putih keruh yang muncul di tempat infeksi. Cairan ini sebenarnya kumpulan sel darah putih yang gugur saat melawan infeksi, jaringan mati, plus bakteri penyebab masalahnya.
Munculnya nanah itu sinyal kalau sistem imun tubuh kamu lagi berjuang keras melawan infeksi bakteri. Saat kulit terluka, pintu pertahanan alami tubuh terbuka. Nah, bakteri dari lingkungan, kulit, atau tangan yang kurang bersih bisa masuk. Bakteri ini lalu berkembang biak, membuat tubuh meradang, dan akhirnya terbentuklah nanah.
Faktor Utama Penyebab Luka Bernanah
Ada beberapa faktor utama yang bisa jadi penyebab luka bernanah. Kalau kamu tahu faktor-faktor ini, kamu bisa lebih hati-hati saat merawat luka.
1. Infeksi Bakteri yang Menyerang Luka
Ini biang keladi paling sering. Bakteri seperti Staphylococcus aureus (yang memang ada di kulit kita) dan Streptococcus pyogenes adalah aktor utamanya. Mereka bisa masuk ketika kamu terluka atau saat perawatan luka kalau kebersihannya kurang. Bakteri ini membuat rusak jaringan dan memicu radang, hasilnya terbentuklah nanah.
2. Kebersihan Luka yang Diabaikan
Merawat luka itu bukan soal ditutup plester saja. Membersihkan luka dengan benar setelah kejadian itu penting banget. Debu, kotoran, atau tanah yang menempel itu gudangnya bakteri.
Kalau tidak bersih tuntas, bakteri mudah berkembang biak dan jadi penyebab luka bernanah. Jangan lupa, cuci tangan sebelum dan sesudah pegang luka supaya tidak ada kontaminasi silang.
4. Adanya Benda Asing dalam Luka
Kadang luka disebabkan serpihan kayu, duri, pecahan kaca, atau kerikil kecil. Kalau benda ini ketinggalan di dalam luka, tentu bisa membawa bakteri masuk dan menghalangi penyembuhan.
5. Sistem Kekebalan Tubuh yang Melemah
Orang yang sistem imunnya sedang turun jadi mudah terkena infeksi, termasuk infeksi luka. Kondisi seperti diabetes yang tidak terkontrol, kurang gizi, penyakit autoimun, atau sedang menjalani pengobatan tertentu (misalnya kemoterapi) akan membuat tubuh kesulitan melawan bakteri. Akibatnya, luka ringan pun bisa terkena infeksi dan jadi salah satu penyebab luka bernanah.
6. Perawatan Luka yang Kurang Tepat
Membiarkan luka terbuka tanpa pelindung di lingkungan kotor meningkatkan risiko infeksi. Sebaliknya, menutup luka dengan bahan yang tidak steril atau tidak mengganti plester secara teratur bisa menciptakan lingkungan lembab yang disukai bakteri untuk berkembang biak.
Penggunaan bahan penutup yang salah, misalnya yang tidak memungkinkan kulit bernapas (breathable), bisa memperburuk kondisi dan menjadi penyebab luka bernanah.
Mengenali Gejala dan Tanda Luka yang Bernanah
Selain munculnya cairan nanah itu sendiri, ada beberapa tanda lain yang menunjukkan luka kemungkinan telah terinfeksi, seperti:

- Kemerahan: Area kulit di sekitar luka tampak lebih merah dari biasanya dan kemerahan ini cenderung meluas.
- Pembengkakan: Terjadi pembengkakan di sekitar luka.
- Nyeri: Rasa nyeri pada luka bertambah hebat, berdenyut, atau tidak kunjung mereda.
- Rasa Hangat: Jika disentuh, area di sekitar luka terasa lebih hangat dibandingkan kulit di sekitarnya.
- Bau Tidak Sedap: Nanah atau luka mengeluarkan bau yang tidak sedap.
- Demam: Jika infeksi sudah menyebar, tubuh bisa bereaksi dengan demam.
Jika Anda mengamati tanda-tanda ini, penting untuk memberikan perhatian ekstra pada perawatan luka. Mengenali gejala ini membantu penanganan penyebab luka bernanah lebih dini.
Cara Mencegah Luka Bernanah
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah langkah-langkah penting yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko infeksi:
1. Membersihkan Luka Sesegera Mungkin
Segera setelah terluka, bersihkan area tersebut dengan lembut menggunakan air bersih yang mengalir. Jika memungkinkan, gunakan sabun untuk membersihkan area sekitar luka (hindari sabun masuk langsung ke dalam luka).
Keringkan dengan kain bersih atau kasa steril dengan cara menepuk lembut, jangan digosok. Penggunaan cairan antiseptik bisa dipertimbangkan untuk luka yang kotor, namun konsultasikan dengan tenaga medis jika kamu ragu.
2. Menutup Luka dengan Plester Berkualitas
Setelah luka bersih dan kering, lindungi dari kotoran dan bakteri. Disinilah Plesterin ada sebagai solusi terpercaya. Plester kami dirancang khusus untuk memberikan perlindungan terbaik bagi luka. Keunggulan Plesterin meliputi:
- Bantalan Penyerap: Memiliki bantalan lembut di tengah yang tidak lengket pada luka dan bisa menyerap eksudat atau cairan luka ringan.
- Bahan Berkualitas: Terbuat dari bahan yang nyaman di kulit, beberapa varian kami bersifat breathable (memungkinkan sirkulasi udara) yang membantu proses penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi akibat lingkungan terlalu lembab. Ini penting untuk mencegah penyebab luka bernanah.
- Perekat Aman: Menggunakan perekat hypoallergenic berkualitas tinggi yang merekat kuat namun tetap lembut saat dilepaskan, meminimalkan iritasi kulit.
- Steril: Setiap plester dikemas secara steril untuk menjamin kebersihan saat digunakan pertama kali pada luka.
- Beragam Pilihan: Kami menyediakan berbagai jenis plester untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Ada Plesterin Aqua yang tahan air, cocok untuk aktivitas yang berhubungan dengan air. Plesterin Elastis sangat fleksibel, ideal untuk luka di area persendian seperti siku atau lutut. Untuk si kecil, ada Plesterin Kids dengan desain menarik. Kami menyediakan Plesterin Roll yang ukurannya bisa disesuaikan, serta varian standar Plesterin AA dan Plesterin WP. Menggunakan plester yang tepat bisa membantu melindungi luka dari kontaminasi, yang merupakan penyebab luka bernanah.
3. Mengganti Plester Secara Teratur
Penting untuk mengganti plester secara rutin, setidaknya sekali sehari atau ketika plester basah dan kotor. Ini bertujuan untuk menjaga kebersihan luka, memantau kondisi luka, dan memastikan bantalan plester tetap bisa menyerap cairan luka dengan baik. Kebiasaan mengganti plester secara teratur membantu mencegah pertumbuhan bakteri di bawah plester.
Kapan Sebaiknya Mencari Bantuan Medis?
Meskipun banyak luka ringan bisa dirawat di rumah, ada kondisi tertentu yang memerlukan penanganan medis profesional. Segera hubungi dokter jika:
- Luka sangat dalam, lebar, atau menganga sehingga memerlukan jahitan.
- Pendarahan tidak berhenti setelah ditekan selama beberapa menit.
- Luka disebabkan oleh gigitan hewan atau manusia.
- Luka disebabkan oleh benda berkarat atau sangat kotor (risiko tetanus).
- Muncul nanah yang banyak, kental, berwarna kehijauan, atau berbau busuk. Ini adalah tanda jelas dari penyebab luka bernanah yang perlu ditangani serius.
- Tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, nyeri hebat, hangat) semakin parah atau tidak membaik setelah beberapa hari perawatan di rumah.
- Mengalami demam tinggi.
- Ada benda asing yang tertinggal dalam luka dan sulit dikeluarkan.
Perlindungan Terbaik untuk Luka dengan Plesterin
Kami di Plesterin berkomitmen menyediakan plester luka berkualitas untuk mendukung perawatan keluarga Indonesia. Untuk memastikan luka terlindungi secara maksimal dan membantu mencegah berbagai infeksi, gunakan selalu Plesterin.

Temukan rangkaian lengkap produk berkualitas kami, mulai dari Plesterin AA, Aqua, Bulat, Elastis, Kids, Roll, hingga WP, dengan mudah dan harga terjangkau di Onemed Store. Kunjungi situs mereka untuk melihat pilihan lengkap dan melakukan pembelian.
Mengenali berbagai penyebab luka bernanah, mulai dari infeksi bakteri hingga perawatan yang kurang tepat, adalah langkah awal yang penting. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan diatas, risiko terjadinya infeksi bisa diminimalkan. Jadi, jangan lupa diterapkan ya!