Ketika mengalami kecelakaan, tubuh sering mengalami goresan, memar, atau luka terbuka. Pemulihan bisa berjalan lebih cepat bila dilakukan perawatan luka pasca kecelakaan secara benar sejak awal. Pemilihan peralatan dan bahan yang tepat, termasuk merek plester luka, dapat membantu menjaga luka tetap bersih sekaligus mempercepat pemulihan.
Jenis Luka Pasca Kecelakaan yang Paling Sering Terjadi
Luka akibat kecelakaan bisa berbeda tingkat keparahannya. Memahami jenisnya membantu menentukan cara penanganan yang sesuai. Berikut diantaranya:
1. Luka Lecet
Luka lecet muncul ketika permukaan kulit bergesekan dengan jalan aspal, lantai, atau benda kasar lainnya. Biasanya luka ini dangkal, tetapi karena banyak ujung saraf yang terbuka, rasa perih bisa sangat mengganggu.
Luka lecet juga sering terlihat kotor karena ada pasir, debu, atau kerikil yang menempel. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran bisa masuk lebih dalam dan menyebabkan infeksi. Perawatan luka pasca kecelakaan ini adalah mencucinya dengan air bersih mengalir, lalu menutupnya dengan plester untuk mencegah kontak langsung dengan lingkungan sekitar.
Baca Juga: 7 Perawatan Luka Pasca Operasi, Aman Mencegah Infeksi
2. Luka Sayat
Luka sayat terjadi akibat terkena benda tajam, seperti pecahan kaca, pisau, atau logam tipis. Karakteristik luka sayat biasanya berupa goresan lurus dengan tepi yang rapi, namun bisa cukup dalam hingga mengeluarkan darah.
Bila tidak segera ditutup, darah yang keluar bisa terus mengalir. Pada kondisi tertentu, luka sayat juga bisa menimbulkan jaringan parut bila tidak dirawat dengan benar. Penggunaan perban steril sangat dianjurkan untuk membantu menghentikan perdarahan sekaligus melindungi luka dari kuman.
3. Luka Memar
Luka memar terbentuk karena adanya benturan keras yang menyebabkan pembuluh darah kecil di bawah kulit pecah. Warna kulit akan berubah menjadi merah kebiruan, lalu perlahan menjadi hijau atau kuning saat proses pemulihan berlangsung.
Meski tidak ada darah yang keluar, memar bisa menimbulkan rasa nyeri dan bengkak, terutama jika mengenai otot atau persendian. Luka memar ringan biasanya akan sembuh sendiri, namun bila ukuran memar cukup besar, disertai nyeri hebat, atau tidak kunjung membaik, sebaiknya segera diperiksa oleh dokter.
4. Luka Robek
Luka robek biasanya terlihat lebih parah dibanding luka sayat. Untuk luka ini bisa muncul akibat kecelakaan kendaraan, jatuh dari ketinggian, atau terkena benda tajam dengan tekanan besar. Tepi luka robek tidak beraturan dan lebih dalam sehingga membutuhkan perawatan khusus.

Pada kasus tertentu, luka robek harus dijahit agar bisa menutup dengan baik dan mencegah perdarahan berlebih. Selain itu, luka jenis ini lebih rentan terhadap infeksi sehingga sangat penting untuk segera membersihkannya, menutup dengan perban steril, lalu mencari bantuan medis.
5. Luka Bakar Ringan
Luka bakar ringan dapat terjadi saat kulit terkena panas knalpot, air mendidih, atau gesekan keras yang menghasilkan panas. Ciri luka bakar ringan biasanya berupa kulit kemerahan, terasa panas, kadang melepuh, dan menimbulkan rasa perih. Meskipun terlihat tidak terlalu parah, luka bakar tetap membutuhkan perhatian.
Perawatan luka pasca kecelakaan, jangan langsung mengoleskan bahan yang tidak direkomendasikan seperti minyak atau mentega karena bisa memperburuk kondisi kulit. Sebaiknya siram dengan air mengalir selama beberapa menit, lalu tutup dengan kasa steril untuk mencegah infeksi serta meminimalisir bekas luka permanen.
Cara Perawatan Luka Pasca Kecelakaan di Rumah
Menangani luka di rumah bisa dilakukan dengan benar jika memahami tahapannya. Tujuannya menjaga luka tetap bersih, mencegah infeksi, sekaligus mendukung proses pemulihan.
1. Cuci Tangan Sebelum Menyentuh Luka
Perawatan luka pasca kecelakaan yang pertama adalah memastikan tangan benar-benar bersih sebelum menyentuh area tersebut. Tangan sering kali menjadi perantara kuman tanpa disadari, sehingga jika langsung mengenai luka, risiko infeksi bisa meningkat.
Gunakan sabun antibakteri dan air mengalir, lalu keringkan dengan tisu dan kain bersih. Jika memungkinkan, gunakan sarung tangan sekali pakai saat melakukan perawatan untuk menjaga kebersihan lebih maksimal.
2. Hentikan Pendarahan
Jika luka mengeluarkan darah, segera hentikan dengan cara memberikan tekanan lembut. Gunakan kain bersih atau kasa steril, lalu tekan area luka beberapa menit hingga darah berkurang.
Hindari membuka tutupan terlalu sering karena bisa membuat darah kembali keluar. Pada luka ringan, biasanya pendarahan akan berhenti dalam waktu singkat. Namun, bila darah terus keluar meskipun sudah ditekan, sebaiknya segera mencari bantuan medis.
3. Bersihkan Luka dengan Benar
Perawatan luka pasca kecelakaan adalah kunci agar kotoran, bakteri, dan debu tidak masuk ke jaringan kulit yang terbuka. Bilas dengan air mengalir perlahan sampai area luka tampak bersih.
Jangan gunakan cairan keras seperti alkohol murni atau yodium pekat karena bisa menyebabkan iritasi dan memperlambat regenerasi kulit. Jika ada kotoran kecil yang sulit diangkat, gunakan pinset steril yang sudah dibersihkan dengan air panas atau alkohol medis.
Baca Juga: 10 Penyebab Luka Lama Sembuh yang Tidak Boleh Diremehkan
4. Gunakan Antiseptik Ringan
Setelah luka dibersihkan, oleskan antiseptik ringan untuk melindungi luka dari pertumbuhan kuman. Pilih antiseptik yang diformulasikan lembut agar tidak merusak jaringan kulit baru yang sedang terbentuk.
Hindari mengoleskan bahan yang sering digunakan secara tradisional seperti odol, minyak, atau bubuk kopi karena justru dapat mengiritasi luka, membuatnya lebih kotor, bahkan memperbesar risiko infeksi.
5. Tutup dengan Plester atau Kasa Steril
Menutup luka adalah langkah penting untuk melindunginya dari paparan debu dan bakteri di lingkungan. Luka kecil bisa menggunakan plester yang menempel langsung pada kulit, sementara luka yang lebih besar dan dalam sebaiknya ditutup dengan kasa steril lalu dipasang perban.
Menutup luka juga membantu menjaga kelembaban kulit yang terbukti mendukung proses penyembuhan luka agar berjalan lebih cepat. Pastikan plester atau perban yang digunakan memiliki daya rekat baik namun tetap nyaman dipakai.
6. Ganti Perban Secara Rutin
Perban atau plester tidak boleh dibiarkan terlalu lama tanpa diganti. Area yang lembab dan kotor bisa menjadi tempat ideal untuk berkembangnya bakteri. Idealnya, perban diganti setiap 24 jam sekali atau segera setelah terlihat basah dan kotor.
Saat mengganti, ulangi kembali langkah dasar yaitu mencuci tangan, membersihkan luka, lalu menutupnya kembali dengan perban baru yang steril. Dengan cara ini, luka tetap terjaga kebersihannya hingga sembuh.
7. Perhatikan Nutrisi untuk Pemulihan
Perawatan luka pasca kecelakaan tidak hanya dilakukan dari luar, tetapi juga perlu dukungan dari dalam tubuh. Asupan makanan berperan penting dalam mempercepat perbaikan jaringan.
Protein membantu membangun sel baru, vitamin C berfungsi mempercepat pembentukan kolagen, sementara zinc berperan mendukung daya tahan tubuh dan regenerasi kulit. Konsumsi makanan seperti telur, ikan, daging tanpa lemak, buah jeruk, stroberi, serta sayuran hijau sangat dianjurkan untuk mendukung pemulihan luka lebih optimal.
Pulihkan Luka Lebih Cepat dengan Plesterin!
Melakukan perawatan luka pasca kecelakaan dengan benar membantu mencegah infeksi dan mempercepat pemulihan. Mulai dari mencuci tangan, menghentikan perdarahan, membersihkan luka, hingga menutup dengan plester yang tepat adalah langkah penting.

Jika luka semakin parah atau muncul tanda berbahaya, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Untuk menunjang pemulihan, gunakan plester yang aman, nyaman, dan sesuai kebutuhan luka. Temukan pilihan terbaik hanya di produk Plesterin.